BASTIAN "Overrated" Schweinsteiger Dan Luka Di Bawah Matanya
Dalam empat musim terakhir yang ia sudahi sebagai
juara Bundesliga, Bastian Schweinsteiger tetap
menyandang status pemain utama Bayern München.
Tak peduli siapa pelatih kepalanya, Basti tetap pemain
utama. Jika bukan karena larangan bertanding atau
cedera atau masalah kebugaran lain (diistirahatkan di
satu pertandingan demi pertandingan yang lebih
penting, contohnya), satu tempat di lini tengah Bayern
sudah pasti menjadi milik Basti.
Namun menyebutnya pemain penting yang tidak
tergantikan tidak sepenuhnya benar.
Pada musim 2009/10, saat Louis van Gaal menduduki
posisi pelatih kepala Bayern, Basti hanya satu kali
absen karena larangan bertanding. Pada pertandingan
melawan SC Freiburg tersebut Bayern meraih
kemenangan 2-1. Tiga musim berikutnya, saat Bayern
juara bersama Jupp Heynckes, Basti melewatkan enam
pertandingan dan hasil tidak sempurna yang mereka
raih hanya satu kali bermain imbang. Lima
pertandingan lainnya mereka menangi, dan dua di
antaranya dengan skor mencolok 6-1. Tak ada masalah
berarti tanpa Basti.
Di bawah asuhan Pep Guardiola, Basti semakin terlihat
biasa saja. Musim 2013/14, Basti melewatkan sembilan
pertandingan secara berturut-turut sejak pekan ke-12
dan Bayern memenangi semua pertandingan yang
mereka jalani tanpa Basti. Musim berikutnya Basti
absen di lebih banyak pertandingan – 13 tepatnya –
dan Bayern masih juga tak terkalahkan tanpa pemain
kelahiran Kolbermoor ini.
Dan Basti-semakin-terlihat-biasa-saja-di-bawah-asuhan-
Guardiola tidak semata urusan statistik mentah. Dalam
taktik Guardiola, Basti bukan pemain istimewa yang
tidak tergantikan.
Beginilah karakteristik sepakbola Pep Guardiola
menurut pemerhati sepakbola Jerman, Raphael
Honigstein: (1) mendominasi penguasaan bola, (2)
menciptakan situasi menang jumlah di lini tengah, dan
(3) secara agresif bermain menekan. Keberadaan Basti,
tanpa mengurangi rasa hormat pada kapten Tim
Nasional Jerman tersebut, hanya terasa dalam dua poin
terakhir saja.
Jangan salah sangka. Basti tetap pemain kelas dunia.
Namun untuk pemain sekelas dirinya, kontrol dan
kemampuan olah bola Basti terhitung biasa saja. Ia
tidak seperti Andrés Iniesta. Basti juga tidak terlihat
terlalu suka melihat bola tetap bersentuhan dengan
permukaan lapangan; ia senang melepas umpan
panjang atau melambungkan bola dengan cara apa
saja. Lain hal: Basti lebih lekat dengan kekuatan
ketimbang keanggunan.
Kuat memang salah satu keunggulan Basti. Dengannya
ia dapat menekan lawan dengan sangat baik. Namun ia
bukan satu-satunya yang dapat diandalkan dalam hal
ini. Guardiola masih memiliki
.Javi MartÃnez, pemain
kunci dalam penerapan taktik barunya di Bayern
Basti bukan pemain yang benar-benar memenuhi
kebutuhan Guardiola sehingga secara taktik, Bayern
tidak kehilangan siapa-siapa. Namun tak tepat pula
berpikir bahwa Bayern tidak kehilangan sosok penting.
Basti memang bukan seorang gelandang bertahan,
namun ia seorang petarung. Membela Tim Nasional
Jerman atau Bayern, Basti sama-sama rela berdarah-
darah.
“Tampilan Schweinsteiger sang pejuang hitam, merah,
dan emas disempurnakan oleh luka sobek di bawah
mata kanannya yang dirapatkan di pinggir lapangan
pada perpanjangan waktu, dengan kaki-kaki yang
bergetar tak terkontrol selama proses pengobatan
lukanya,” tulis Honigstein mengenai Basti di final Piala
Dunia 2014 lalu.
“Secara keseluruhan ia dijatuhkan enam kali oleh para
pemain Argentina di pertandingan final. Enam kali ia
bangkit. Jerman tidak serta-merta kesebelasan yang
lebih baik malam itu. Namun mereka dipacu oleh
Schweinsteiger yang tidak dapat dihancurkan dan tak
kenal lelah – Jerman melewati batas kemampuan
mereka karena itu, menurut (Joachim) Löw – mereka
memaksa terciptanya gol hingga akhir pertandingan.”
Tanpa Basti, entah siapa yang akan memberi contoh
rela mati. Philipp Lahm sang pemimpin kecil terlalu
kalem untuk menjadi Basti. Para gelandang lain belum
tentu memahami arti berjuang demi Bayern seperti
Basti sang produk akademi.
Untuk urusan membakar semangat pemain-pemain lain
dengan memberi contoh gila, hanya Basti jagonya.
Kepergian Basti akan menyediakan satu tempat untuk
pemain yang lebih cocok untuk taktik Guardiola.
Namun kepergian Basti juga akan membuat pendukung
Bayern lebih sering memanjatkan doa: semoga saja
hanya taktik yang diperlukan untuk memenangi
pertandingan.
COMMENTS